DeranaNTT - Pagi ini, 28 Juni 2024, Indeks dolar AS masih menguat, mendorong potensi pelemahan rupiah. Rupiah mengalami kenaikan tipis 0,05% menjadi Rp16.405 per dolar AS pada Kamis pekan ini.
Penguatan dolar AS dipicu data revisi final komponen harga Produk Domestik Bruto Amerika Serikat Triwulan I-2023 yang menunjukkan pertumbuhan harga lebih tinggi dari perkiraan.
Baca Juga: Kecelakaan Maut di Desa Letmafo, Mario Sakunab Meninggal
Kondisi ini berpotensi menunda penurunan suku bunga acuan The Fed, sehingga mendorong penguatan dolar AS dan berisiko melemahkan nilai tukar mata uang lainnya, termasuk rupiah.
"Indeks dolar AS pagi ini masih bergerak di atas 106 di sekitaran pergerakan pagi sebelumnya. Ini artinya kekuatan dolar AS belum banyak berubah terhadap nilai tukar lainnya," kata Analis Pasar Uang Ariston Tjendra, melansir RRI, Jumat.
Baca Juga: Peringatan Hari Narkotika Internasional di NTT: Meningkatkan Sinergitas dan Pencegahan Narkoba
Data komponen harga Produk Domestik Bruto Amerika Serikat Triwulan I-2023 revisi final telah dirilis semalam. Data tersebut menunjukkan pertumbuhan harga yang lebih tinggi dari perkiraan.
"Ini artinya inflasi Amerika Serikat berpotensi sulit untuk turun. Sehingga The Fed akan menahan suku bunga acuan di posisi sekarang lebih lama," ungkapnya.
Baca Juga: Pemkab Ende, SEAMEO, dan BPMP NTT Jalin Kerjasama Dibidang Pendidikan Anak Usia Dini