DeranaNTT - Pakar psikologi forensik, Reza Indrari Amriel dengan tegas mengingatkan, strategi branding lewat joget 'gemoy' yang sering dilakukan oleh calon presiden nomor urut 2 dari koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto, Berpotensi menjadi senjata makan tuan.
Pasalnya, joget 'gemoy' terkesan sebagai bentuk kompensasi, sekaligus pengalihan perhatian audiens atas menurun jauhnya kemampuan Prabowo Subianto berpikir strategis dan tuntas di level tertinggi pejabat negara.
Baca Juga: 78 Tahun Menanti, Desa Ngancar Manggarai Barat Segera Teraliri Listrik Negara
Reza menuturkan, ketika orang-orang di sekitar Prabowo Subianto terus mengarahkannya untuk berjoget, itu berarti mereka bukan melatih Capres Nomor Urut 2 tersebut untuk memulihkan executive functioning, melainkan justru mempertumpul kapasitas kognitif Prabowo Subianto.
"Sudah hampir dua jam debat berlangsung. Executive functioning Prabowo tertakar, dan saya berempati pada beliau," katanya kepada wartawan di Jakarta, Rabu 13 Desember 2023.
Reza menjelaskan, joget gemoy yang dilakukan oleh pasangan putra sulung Presiden Jokowi yang berulang-ulang itu, tanpa memperhatikan konteks acara.***