Network
Derana NTT - Seniman jalanan terkenal Portugal, Bordalo II, menggelar karpet besar berisi uang kertas di tempat Paus Fransiskus akan merayakan misa minggu depan di kota Lisbon. Aksi ini bertujuan mengkritik pemerintah Portugal berkaitan dengan berapa banyak yang telah dihabiskan negara untuk kedatangan Paus Fransiskus tersebut.
Melansir Reuters, Paus Fransiskus akan melakukan perjalanan ke Lisbon dari 2-6 Agustus untuk menghadiri pertemuan global Hari Pemuda Katolik sedunia. Kunjungan Paus yang diperkirakan akan mempertemukan ratusan ribu peziarah.
Bordalo II yang dikenal dengan karya seni politiknya yang sering dibuat dari sampah, berbagi gambar dan video karpet, menampilkan uang kertas 500 euro ($551) yang sangat besar, digelar menuruni tangga tempat tersebut pada hari Kamis dalam sebuah protes yang dia gambarkan sebagai "walk of shame".
Baca Juga: Ramalan Zodiak Besok Minggu 30 Juli 2023 Taurus, Kamu Berkontribusi
"Pada saat banyak orang berjuang untuk mempertahankan rumah, pekerjaan, dan martabat mereka, jutaan dana publik telah diinvestasikan untuk mensponsori tur (kepausan)," tulis seniman bernama asli Artur Bordalo itu di Instagram. .
Diketahui, kunjungan Paus Fransiskus akan menelan biaya 161 juta euro, yang harus dibayar oleh pemerintah, Gereja Katolik, dewan kota Lisbon dan Loures terdekat.
Sejumlah tokoh masyarakat dan politisi telah mengkritik negara Portugis karena bagiannya dari pengeluaran, yang pemerintah berikan sebesar 30 juta euro pada bulan Januari, karena jutaan orang Portugis menghadapi inflasi yang melonjak.
Baca Juga: Sokong Roko, Solidaritas Warga Kampung di Manggarai Untuk Mendukung Urusan Adat Pernikahan
Awal tahun ini, kritik keras memaksa dewan kota Lisbon untuk memotong rencana pengeluaran untuk altar bagi Paus Fransiskus dari lebih dari 5 juta euro menjadi 2,9 juta euro.
Ditanya tentang karpet Bordalo II, Walikota Lisbon Carlos Moedas mengatakan kepada wartawan bahwa artis tersebut menggunakan suaranya untuk mengungkapkan keprihatinannya. Protes semacam itu dinilai sebagai sesuatu yang normal.
