Parapuar, Spot Wisata Baru Cocok untuk Menikmati Ketenangan dan Keindahan Labuan Bajo dari Bukit

- 4 November 2023, 10:50 WIB
Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), saat ini tengah mengembangkan Kawasan Pariwisata Terpadu di Labuan Bajo. Kawasan yang diberi nama Parapuar tersebut diambil dari dua kata dalam bahasa setempat (bahasa Manggarai), yakni para yang berarti pintu atau gerbang dan puar yang berarti hu
Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), saat ini tengah mengembangkan Kawasan Pariwisata Terpadu di Labuan Bajo. Kawasan yang diberi nama Parapuar tersebut diambil dari dua kata dalam bahasa setempat (bahasa Manggarai), yakni para yang berarti pintu atau gerbang dan puar yang berarti hu /Ist/

DeranaNTT - Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), saat ini tengah mengembangkan Kawasan Pariwisata Terpadu di Labuan Bajo. Kawasan yang diberi nama Parapuar tersebut diambil dari dua kata dalam bahasa setempat (bahasa Manggarai), yakni para yang berarti pintu atau gerbang dan puar yang berarti hutan. 

 

Pemilihan nama tersebut didasari oleh prinsip bahwa kawasan yang akan dibangun tersebut akan mengedepankan nilai-nilai keberlangsungan lingkungan dan akan tetap mempertahankan keaslian kawasan yang merupakan hutan produksi, Hutan Nggorang Bowosie. Kawasan ini diapiti oleh 2 desa (Desa Golo Bilas dan Desa Gorontalo) dan satu kelurahan yaitu Kelurahan Wae Kelambu, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat. 

 Baca Juga: IFG Optimalkan Fasilitas Kesehatan Untuk 2.000 Pelari IFG Labuan Bajo Marathon 2023

Ada empat zona yang akan dibangun di atas lahan 400ha kawasan Parapuar tersebut. Salah satunya adalah Zona Budaya _(Cultural District)_ yang rencananya akan dibangun di area seluas 21, 69 Ha dari total kawasan seluas 114, 73 Ha. Pengembangan zona ini terdiri dari Pusat Budaya (Cultural Center) seperti Hikayat Komodo, Cultural Perfomance Park, Museum, Agriculture Tourism, Culture Gallery, Ring of Fire Flores View, dan Pray Hill serta atraksi penunjang lainnya yang ikut mendukung pariwisata dan menonjolkan budaya NTT. 

 

Pembangunan zona ini bertujuan untuk menjadi showcase kebudayaan Flores, Lembata, Alor, dan Bima (Floratama) serta mengangkat keunikan dan keragaman budaya setempat sebagai daya tarik wisata. Pengunjung dapat mempelajari dan menikmati kebudayaan dan kehidupan alam Flores selain menikmati ketenangan dan keindahan alam Labuan Bajo yang berkontur hutan dan perbukitan. 

 

Menurut Shana Fatina, Direktur Utama BPOLBF, pembangunan kawasan Parapuar merupakan langkah pemerintah untuk untuk menambah jumlah destinasi dan atraksi wisata baru yang ada di Labuan Bajo yang diharapkan dapat menambah lama tinggal dan kunjungan wisatawan di dalam kota Labuan Bajo.

Halaman:

Editor: Mulia Donan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah