Paus Fransiskus: Yesus Tidak Memberikan Mandat Politik Kepada Para Rasul-Nya

- 3 September 2023, 10:08 WIB
Paus Fransiskus dan Perdana Menteri Mongolia Oyun-Erdene Luvsannamsrai mengadakan pertemuan di Ulaanbaatar pada 2 September 2023
Paus Fransiskus dan Perdana Menteri Mongolia Oyun-Erdene Luvsannamsrai mengadakan pertemuan di Ulaanbaatar pada 2 September 2023 /ALBERTO PIZZOLI/Pool via REUTERS/

Derana NTT - Paus Fransiskus dalam kunjungannya ke Mongolia mengatakan pemerintah tidak perlu takut terhadap Gereja Katolik karena tidak memiliki agenda politik. Kata-kata Paus Fransiskus tersebut tampaknya ditujukan kepada Tiongkok pada Sabtu, 2 September 2023.

Paus Fransiskus (86), menyampaikan komentarnya di Mongolia, yang hanya memiliki 1.450 umat Katolik dan di mana Gereja kecil tersebut memiliki hubungan baik dengan pemerintah yang telah menyatakan penghargaan atas kegiatan sosial, kesehatan, dan amal.

Pada kunjungan kerja pertamanya di Mongolia, pemerintah menjamu Paus dengan acara-acara tradisional seperti parade yang melibatkan para pria menunggang kuda yang berpakaian seperti prajurit Mongol kuno.

Baca Juga: Jualan di Shopee Live, dr. Richard Lee Kembali Pecahkan Rekor dengan Omset 5.5 Milyar Hanya dalam 1.5 Jam

Dalam pidatonya kepada para uskup, imam, misionaris, dan pekerja pastoral, Paus Fransiskus mengatakan bahwa Yesus tidak memberikan mandat politik kepada para rasul-Nya, namun meminta mereka untuk meringankan penderitaan “kemanusiaan yang terluka” melalui iman.

“Oleh karena itu, pemerintah dan lembaga-lembaga sekuler tidak perlu takut terhadap karya evangelisasi Gereja, karena Gereja tidak mempunyai agenda politik, namun ditopang oleh kuasa rahmat Allah yang tenang serta pesan belas kasihan dan kebenaran, yang dimaksud dengan untuk memberikan manfaat bagi semua pihak,” ujarnya.

Beijing telah menerapkan kebijakan "Sinisisasi" agama, berupaya membasmi pengaruh asing dan menegakkan kepatuhan terhadap Partai Komunis. Perjanjian penting yang dicapai pada tahun 2018 antara Vatikan dan Tiongkok mengenai pengangkatan uskup sangat lemah, dan Vatikan mengeluh bahwa Beijing telah beberapa kali melanggar perjanjian tersebut.

Paus Fransiskus berbicara di Katedral Santo Petrus dan Paulus, sebuah gereja kecil yang dibangun dalam bentuk ger, sebuah rumah tradisional berbentuk tenda nomaden berbentuk bulat, tempat yang didirikan untuk menghormati patung Perawan Maria yang ditemukan di tumpukan sampah 10 tahun lalu.

Di antara hadirin terdapat ulama Katolik terkemuka Hong Kong, Uskup Agung Stephen Chow, yang pada bulan April melakukan kunjungan pertama ke ibu kota Tiongkok tersebut oleh seorang uskup dari bekas jajahan Inggris dalam hampir 30 tahun.

Baca Juga: Tanggapi Sindiran SBY, Anies Baswedan: Harus Ikhlas, Dipuji Tidak Terbang, Dicaci Tidak Tumbang

Halaman:

Editor: Feliks Robi

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah