Network
MANGGARAI PIKIRAN RAKYAT – BKKBN Provinsi NTT menggelar kegiatan Advokasi dan KIE percepatan penurunan stunting bersama mitra di Aula Kanto Bupati Manggarai Barat, NTT, pada senin (4/12/2023).
Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) BKKBN RI, Nopian Andusti, menjelaskan, BKKBN terus memberikan edukasi dan pemahaman kepada semua pihak, baik orang tua dan remaja bahwa betapa pentingnya melakukan pencegahan terhadap stunting.
Selain menghadirkan nasrasumber yang berkompeten, pihaknya juga mengukuhkan 32 pasang duta GenRe dari desa dan kelurahan di Manggarai Barat.
”Duta Genre ini penting karena salah satu pemicu lahirnya anak stunting adalah pernikahan dini. Lalu bagaimana cara menyamoaikan kepada para remaja agar dewasakanusia pernikahan. Siapa yang menyampaikannya ? Mereka adalah anak-anak duta genre,” ujar Nopian kepada wartawan Senins siang.
Baca Juga: Ini Penyebab Utama Stunting di Kabupaten Manggarai Timur NTT
Ia menyebut, tugas duta genre itu antara lain, menyampaikan kepada rekan sejawat yakni katakana tidak pada pernikahan dini, katakan tidak pada seks bebas, dan katakana tidak pada narkoba.
Ia berharap duta GenRe mampu menjadi garda terdepan untuk melanjutkan tiga pesan di atas kepada para remaja, bahwa usia menikah bagi perempuan minimal 21 tahun dan pria 25 tahun.
"Harapannya kegiatan hari ini mampu menyebarkan virus-virus generasi berencana kepada remaja lainnya bahwa betapa pentingnya pencegahan stunting," imbuhnya
Baca Juga: Jefrin Haryanto: Langka Strategis Menurunkan Angka Stunting adalah Komitmen Bersama Lintas Sektor
Plt. Kepala Perwakilan BKKBN NTT, Elsa Pongtulurun, mengatakan, kegiatan edukasi ini sangat bermanfaat demi pencegahan laju stunting di NTT terutama di Kabupaten Manggarai Barat.
“Hari ini kita memberikan edukasi bagaimana mengubah pemahaman masyarakat dan peran pola asuh dan tumbuh kembang dalam keluarga itu sangat penting," kata Elsa.
Elsa berharap, dengan kegiatan edukasi yang melibatkan narasumber yang berkompeten itu bisa mengubah pola pikir masyarakat bahwa stunting bisa dicegah baik soal ciri fisik yang pendek maupun peningkatan soal intelektual.
“Anak-anak dengan stunting akan terhambat perkembangan fisik dan intelektualnya serta memiliki performa buruk di sekolah. Sementara jika kondisi intelektualnya bagus maka akan tercipta generasi yang hebat bagi bangsa dan negara," ujarnya.
Baca Juga: TPPS Manggarai Timur Desiminasi Hasil Audit Stunting Tahap 2
Prevalensi stunting di NTT turun
Ia menambahkan, secara keseluruhan, prevalensi stunting di Provinsi NTT, di tahun 2023 mengalami penurunan. Meskipun masih ada dua kabupaten yang prevalensi stuntingnya masih tinggi.
Adapun dua kabupaten di NTT yang angka stuntingnya mengalami kenaikan sangat tinggi pada tahun 2023 adalah Kabupaten Sumba Barat Daya dan Kabupaten Sikka.
Sumba Barat Daya, lanjut dia, ada kenaikan angka stunting yakni 7,6 persen. Sebelumnya di tahun 2022, angka stuntingnya di angka 24,3 %, Agustus 2023, naik menjadi 31, 9 %. Ada 7,6 persen naiknya.
Sementara untuk Kabupaten Sikka, lanjut dia, ada kenaikan prevalensi stunting 1,6 %. Sebelumnya di angka 13,8 % menjadi 15,3 %.
Ia menyebut, secara keseluruhan,angka stunting di sejumlah Kabupaten di NTT mengalami penurunan di tahun 2023.
“Dua itu saja yang mengalami kenaikan angka stuntingnya. Selain itu, turun semua, meskipun secara perlahan. Termasuk Manggarai Barat, turun dari 15,9 menjadi 8,2 %. Jadi ada 7,7 % mengalami penurunan,” ujarnya.
Baca Juga: Manggarai Timur Masuk 10 Besar Kabupaten Kinerja Terbaik untuk 8 Aksi Konvergensi Stunting
