Kisah Perempuan-perempuan Inspiratif di Labuan Bajo, Ikut Ambil Bagian dalam Kepariwisataan

- 29 Mei 2024, 16:10 WIB
Kisah Perempuan-perempuan Inspiratif di Labuan Bajo, Ikut Ambil Bagian dalam Kepariwisataan
Kisah Perempuan-perempuan Inspiratif di Labuan Bajo, Ikut Ambil Bagian dalam Kepariwisataan /bpolbf/

 

DERANANTT -  Belum lama ini, 3 orang wanita inspiratif berbagi kisah bagaimana berpartisipasi dalam dunia pariwisata Labuan Bajo. Mereka berbagi cerita, perempuan tidak hanya menjadi penonton pariwisata, tetapi menjadi pelaku. 

Salah satunya adalahah Ayuni Praise, pemilik sekaligus pengelola sanggar Tate Kind Art Labuan Bajo. 

di Labuan Bajo, ia mendirikan sanggar. Sanggar itu kini bisa menghidupkan orang yakni para penari yang bernaung di dalamnya. 


“Saya lahir di Manggarai, saya mengambil posisi saya sebagai enu Manggarai, tetap mempertahankan seni budaya Manggarai dengan cara saya sendiri. Dari berdirinya sanggar ini, Puji Tuhan anak-anak penari dengan banyaknya tamu yang datang ke Labuan Bajo, anak- anak penari sudah bisa membayar sekolahnya sendiri bahkan mereka sudah bisa membiayai adik-adiknya bersekolah dengan uang yang didapatkan dari sanggar,” tutur Yuni. saat menjadi narasumber dalam Forum Konkow Antar Komunitas) yang mengusung tema Perempuan Inspiratif, yang diselenggarakan Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) di Taman Parapuar, Labuan Bajo, belum lama ini.

Baca Juga: Konsep Keberlanjutan Jadi Poin Utama pada Masterplan dan Rencana Bisnis Parapuar Labuan Bajo

Kisah inspiratif lainnya datang dari narasumber perempuan lainnya, Elisabeth Yani yang bergerak di bidang gastronomi. Pemilik dan pengelola Dapur Tara ini secara inspiratif membuka Dapur Tara dan pelan-pelan memperkenalkan konsep hidup orang Flores yang penuh keterbatasan. Selain kuliner lokal, Dapur Tara juga menyiapkan eco homestay, sehingga selain menikmati kuliner lokal dengan suasana alam terbuka, para pengunjung juga dapat menginap di Dapur Tara yang di bangun dengan nuansa hutan pedesaan.

“Banyak saudara atau tamu atau wisatawan yang berkunjung dan menginap, kami mengajak mereka mencari kayu api, memasak di dapur, mengambil atau menimba air sehingga saat mereka kembali ke kota ataupun negaranya, mereka jadi merasa lebih bersyukur dengan kehidupan mereka setelah merasakan bagaimana keterbatasan hidup dengan mengandalkan alam seperti yang mereka rasakan saat menginap di Dapur Tara” jelas perempuan inspiratif yang akrab disapa Kak Lis ini.

Melengkapi kisah Perempuan Inspiratif, Margaretha Subekti, Pegiat Sanggar dan Ekraf Rumah Pekerti juga menyampaikan bahwa dengan adanya rumah pekerti, ia merasa beruntung bisa bersama teman-teman perempuan yang menurutnya akan selalu bersama-sama berbagi ilmu baru dan membuat mereka lebih terampil dan percaya diri.

Halaman:

Editor: Alfons Abun


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah