Metatah, Tradisi Potong Gigi di Bali yang Kaya Makna

- 30 Agustus 2023, 23:43 WIB
Upacara Metatah
Upacara Metatah /baliartandculture.wordpress.com/

Derana NTT - Selain objek wisata, Pulau Bali juga terkenal akan kekentalan budaya yang masih dijaga oleh masyarakatnya. Tradisi dan budaya di Bali diturunkan oleh nenek moyang dan selalu dijaga oleh warga sekitar. Salah satu tradisi ini adalah Metatah. Tradisi Metatah adalah tradisi unik potong gigi. Tradisi ini mungkin akan terdengar aneh di telinga, namun tradisi Metatah memiliki banyak makna dan pengharapan mulia bagi orang yang melaksanakannya.

Upacara ini merupakan ritual keagamaan yang harus dilaksanakan oleh semua umat Hindu di Bali khususnya bagi yang telah menginjak masa remaja. Dalam ajaran ini terkandung nilai-nilai pendidikan budi pekerti yang sedang dibutuhkan pada masa remaja. Tradisi ini sebagai sarana lanjutan dalam pembentukan kepribadian anak yang merupakan kelanjutan dari pembentukan di masa bayi dalam kandungan dengan harapan lahirnya anak yang baik.

Baca Juga: Mengenal Negara Ukraina, Fakta dan Sejarahnya

Upacara Metatah atau potong gigi adalah ritual yang sudah dilaksanakan sejak dahulu kala dan terus berkembang sampai saat ini. Di Bali upacara potong gigi ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan upacara ngaben atau pernikahan. Upacara potong gigi memiliki beberapa makna dalam kehidupan, diantaranya:

Pertama adalah pergantian perilaku untuk menjadi manusia sejati yang dapat mengendalikan diri dari godaan nafsu.

Kedua adalah untuk memenuhi kewajiban orang tua terhadap anaknya untuk menemukan hakikat manusia yang sejati.

Ketiga, untuk dapat bertemu kembali kelak di surga antara anak dengan orang tuanya setelah sama-sama meninggal.

Metatah sendiri berasal dari kata Tahta yang dalam bahasa Bali berarti pahat. Acara potong gigi dilakukan dengan mengikir kedua gigi taring dan 4 gigi seri rahang atas. Proses ini harus dilakukan dengan hati-hati. Setelah gigi digikir peserta Metatah diminta untuk mencicipi 6 rasa dari pahit dan asam, pedas, sepat, asin dan manis. Setiap rasa ini memiliki makna di dalamnya. Rasa pahit dan asam adalah simbol agar tabah menghadapi kehidupan yang keras. Rasa pedas sebagai simbol tentang kemarahan, tetap sabar ketika mengalami hal yang menimbulkan emosi kemarahan. Rasa sepat sebagai simbol agar taat pada peraturan atau norma-norma yang berlaku. Rasa asin menandakan kebijaksanaan sedangkan rasa manis sebagai penanda kehidupan yang bahagia.

Upacara potong gigi biasanya dilakukan pada pagi hari setelah matahari terbit. Namun terkadang juga beberapa daerah di Bali melaksanakannya pada subuh sebelum matahari terbit. Pakaian potong gigi juga sangat khusus, berwarna putih dan kuning. Sehari sebelum potong gigi akan diadakan upacara megap atau mepingit untuk yang akan melakukan potong gigi. Mereka dilarang untuk keluar rumah.

Prosesi Metatah sendiri dapat dilakukan di beberapa tempat seperti dapur atau Gedong, halaman rumah atau di tempat yang dianggap suci di dalam rumah.

Baca Juga: Gereja Dominus Flevit: Yesus Menangisi kota Yerusalem

Hal pertama yang dilakukan adalah memanjatkan doa kepada Batara, setelah itu menyembah ibu dan bapak. Sesajen dan air suci kepada Batara guru kemudian menulis gigi dengan bijaksana dan dipahatnya sebanyak tiga kali. Gigi itu akan dipotong kurang dari 2 mm. Gigi yang telah dipotong akan diletakkan di atas sebuah kain berwarna coklat kekuningan kemudian didoakan bersama dengan sepiring sesajen. ***

Editor: Feliks Robi

Sumber: beragam sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah